Faktor kesenjangan ekonomi diduga jadi pemicu utama
Minggu, 16 Oktober 2011, 21:18 WIBIsmoko Widjaya
Menhut Zulkifli Hasan (Antara/ Widodo S Jusuf)
VIVAnews - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebut bahwa ada pemindahan patok perbatasan negara RI-Malaysia di wilayah Kalimantan. Zulkifli meyakini pemindahan patok yang diduga dilakukan warga negara Indonesia di daerah perbatasan di Kalimantan itu disebabkan masalah ekonomi.
"Faktor utama warga memindahkan patok perbatasan RI dengan Malaysia di Kalimantan karena kesenjangan ekonomi," kata Zulkifli Hasan di Yogyakarta, Minggu 16 Oktober 2011.
Hubungan Indonesia-Malaysia kembali memanas setelah mencuatnya isu pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kalimantan Barat. Menurut Zulkifli, faktor kesenjangan ekonomi antara warga Indonesia dengan warga Malaysia di daerah perbatasan menjadi pemicu utama.
Pemerintah telah mendirikan badan khusus untuk yang mengurusi perbatasan. Tujuan badan ini untuk meningkatkan ekonomi warga yang tinggal di wilayah perbatasan.
Zulkifli menyatakan keberadaan badan khusus perbatasan itu diharapkan meningkatkan kehidupan ekonomi warga perbatasan. Zulkfili yakin, dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang ekonomi warga Indonesia di perbatasan akan lebih baik dari warga Malaysia yang juga tinggal di perbatasan.
"Kita optimistis 10-15 tahun ekonomi kita lebih baik lagi dari Malaysia," kata mantan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional ini.
Zulkifli menggarisbawahi bahwa pemindahan patok perbatasan ini hanya terjadi di Kalimantan. Peristiwa ini tidak terjadi di wilayah perbatasan lainnya.
Zulkifli mengambil contoh wilayah perbatasan di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Insiden itu tidak terjadi. Pasalnya, ekonomi warga Indonesia di perbatasan di NTT dan Papua jauh lebih baik dibandingkan dengan Negara tetangga, seperti Timor-Timor dan Papua Nugini.
"Pemindahan patok perbatasan itu hanya terjadi di wilayah perbatasan antara Kalimantan dan Malaysia, karena warga Malaysia yang tinggal berbatasan dengan Indonesia ekonominya lebih baik," pungkasnya.
(Laporan: Juna Sunbawa, Yogyakarta / ren)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar