BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sandang,
pangan dan papan adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Kali ini yang akan kita
bahas adalah tentang pangan. Kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi,
sehingga memungkinkan terjadinya kekurangan pangan. Salah satu pangan yang akan
kita bahas adalah tentang kedelai. Siapa yang tidak tahu kedelai, bahan makanan
untuk pembuatan tempe dan tahu. Kedua makanan itu menjadi primdona di Indonesia
karena rasanya enak dan murah
Namun
apa yang terjadi akhir-akhir ini. Tahu dan tempe menghilang dari pasaran.
Padahal sebelumnya kita dapat menjumpainya dari pasar sampai ke tukang sayur
keliling. Ini karena harga kedelai yang semakin tinggi sehingga para pengrajin
tahu-tempe melakukan mogok produksi.
Ada apa
di negeri yang katanya negeri agraris ini. Kedelai pun krisis sehingga
menyebabkan pemerintah harus impor dari negara luar seperti Amerika Serikat.
Inilah yang akan menjadi bahasan kita yang akan saya telusuri dari awal sampai
akhir mengapa bisa mahal dan apa solusinya.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat maka dapat diambil beberapa masalah
yaitu :
1.
Apa yang menyebabkan harga kedelai naik?
2.
Mengapa kita sampai mengimpor kedelai?
3.
Mana yang lebih bagus, Kedelai impor atau lokal?
4.
Siapa yang salah dari dari melonjaknya harga kedelai?
5.
Bagaimana cara mengatasi melonjaknya harga kedelai?
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
a.
Tujuan
Agar kita mengetahui
sebab dan solusi dari masalah kedelai ini
b.
Manfaat
c.
Semoga pembahasan ini dapat diterapkan oleh semua pihak agar tidak terjadi
lagi lonjakan harga dan krisis kedelai
d.
D.
Metode dan Teknik Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan
metode studi dokumenter. Adapun teknik yang dipergunakan pada penelitian ini
adalah Studi Pustaka, Pada metode ini, penulis membaca artikel dan tanggapan
para tokoh yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah serta yang berkaitan
dengan masalah kedelai
E. Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian dari
internet dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta sistematika penulisan. Bab
selanjutnya, penulis melakukan penelitian melalui data dan fakta yang didapat .
BAB II
PEMBAHASAN
Kedelai, atau kacang
kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar
banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Kedelai merupakan sumber
utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Akhir-akhir
ini masyarakat indonesia dipusingkan oleh langkanya tahu dan tempe dipasaran.
Kalaupun ada maka ukurannya kecil dan harganya jauh lebih mahal. Penyebabnya
tak lain karena harga kedelai yang melonjak dari harga kedelai per kilogram
sebelumnya masih berkisar 7000/kg tetapi dengan kenaikan harga kedelai ini bisa
mencapai Rp 9.700/kg kedelai.
Apa yang menyebabkan harga
kedelai naik. Harga kedelai naik karena kurs dollar yang naik dari kisaran Rp.
9000 an per $ 1 naik menjadi Rp. 11.000 an per $ 1. Indonesia memang sangat
tergantung impor dari negara lain. Dikutip dari BPS, pertama negara Amerika
Serikat merupakan penjual kedelai terbesar ke Indonesia, dan pasokan kedelai
Indonesia memang sangat tergantung kepada AS. Sepanjang Januari-Juni 2013 atau
semester I-2013, jumlah impor kedelai dari AS mencapai 792 ribu ton dengan
nilai US$ 487,6 juta. Kedua ialah Argentina, pemasok kedelai kedua terbesar ke
Indonesia. Sepanjang Januari-Juni 2013, jumlah kedelai yang diimpor Indonesia
dari Argentina mencapai 11.345 ton dengan nilai nominal US$ 7,42 juta. Dan yang
lebih miris ialah Negara tetangga ini ternyata juga menjadi pemasok kedelai
untuk Indonesia. Selama Januari-Juni 2013, jumlah kedelai yang diimpor
Indonesia dari Malaysia mencapai 11.345 ton, dengan nilai nominal US$ 9,03
juta.
Mengapa kita sampai harus
mengimpor kedelai dari luar negeri . Apakah dalam negeri tidak mencukupi . Bagaimanapun
jumlah penduduk indonesia yang meningkat setiap tahun juga meningkatkan
konsumsi nasional. Kebutuhan kedelai nasional tahun 2012 sebanyak 2,4 juta ton.
Angka tersebut tercukupi dengan 70 persen impor (1,25 juta) dan sisanya
produksi dalam negeri sebanyak 779.800 ton kedelai. Hal ini tidak diimbangi
dengan bertambahnya lahan pertanian khususnya kedelai. Sehingga inilah yang
menyebabkan Indonesia kekurangan kedelai.
Mana yang
lebih bagus, Kedelai impor atau lokal. Berikut perbedaan dari kedua kedelai
tersebut berdasarkan pemaparan persentasi Direktur Aneka Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian Kementerian Pertanian, Maman Suparman pada diskusi di gedung Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, pada Selasa ( 7/8/2012 )
lalu.
Kedelai
lokal unggul dari impor dalam hal bahan baku pembuatan tahu. Rasa tahu lebih
lezat, rendemennya pun lebih tingi, dan resiko terhadap kesehatan cukup rendah
karena bukan benih transgenik. Sementara kedelai impor sebaliknya.
Sekalipun
unggul sebagai bahan baku tahu, kedelai lokal punya kelemahan untuk bahan baku
tempe. Penyebabnya, ukuran kecil atau tidak seragam dan kurang bersih, kulit
ari kacang sulit terkelupas saat proses pencucian kedelai, proses peragiannya
pun lebih lama. Lalu setelah berbentuk tempe, proses pengukusan lebih lama
empuknya. Bahkan bisa kurang empuk.
Dalam hal
budidaya kedelai baik lokal maupun impor punya kelebihan masing-masing. Kedelai
lokal memeliki umur tanaman lebih singkat 2,5 - 3 bulan daripada impor yang
mencapai 5 - 6 bulan. Benihnya pun lebih alami dan non-transgenik.
Akan tapi
dalam hal produktivitas dan luas lahan, kedelai impor lebih tinggi. Bila
varietes lokal umumnya masih berproduksi di bawah 2 ton per hektare, maka impor
bisa mencapai 3 ton per hektarenya. Biji impor pun umumnya lebih besar.
Lemahnya
produktivitas kedelai lokal tersebut tidak didukung oleh industri perbenihan
yang kuat, mekanisasi usaha tani berskala besar serta efisien, dan juga lahan
khusus kedelai yang luas.
Sementara
itu pada kesempatan yang sama, peneliti pemulia kedelai dari Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Batan), Harry Is Mulyana menilai, kandungan gizi kedelai lokal
memang lebih unggul ketimbang impor.
Siapa yang salah dari dari melonjaknya
harga kedelai. Yang salah ialah Pemerintah yang lamban dalam membuat kebijakan.
Bagaiamana tidak, ketika harga kedelai sudah naik pemerintah baru membuat
kebijakan untuk membebaskan bea masuk impor kedelai. Ini memang membuat harga
kedelai memang turun walaupun tidak signifikan. Tetapi negara rugi dalam hal
pajak, karena penerimaan pajak bea masuk kedelai berkurang, sehingga ini juga
merugikan negara juga akhirnya. Pemerintah juga tidak bisa meyakinkan para
petani untuk menanam kedelai. Karena para petani tidak mau menanam kedelai
karena rentan gagal panen serta harga kedelai yang dianggap terlalu murah bagi
petani yang tidak sebanding dengan ongkos produksi.
Bagaimana cara mengatasi melonjaknya harga kedelai. yang harus dilakukan pemerintah tentu ialah menambah lahan pertanian khususnya kedelai. Pemerintah juga harus menyediakan fasilitas seperti pupuk murah dan anti hama. Pemerintah juga harus belajar dari negara Amerika Serikat dalam mengelola pertanian kedelai. Gambar-gambar berikut memberikan gambaran, dari mana kedelai kita berasal. Bagaimana pemerintah Amerika serius mengelola perkebunan kedelai. Bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika, seharusnya sudah sejak dahulu dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Panen kedelai. Sumber: modernfarmer.com |
Kedelai dibawa ke area penyimpanan dan pengolahan. Sumber: USSEC |
Pembangunan rel kereta merupakan bagian terpadu dari sistim produksi kedelai negara yang menghubungkan antara petani dengan pengumpul untuk diekspor. Sumber: USSEC. |
Pemerintah juga diharapkan menumbuhkan minat petani untuk menanam kedelai.
Karena selama ini para petani lebih memilih menanam padi atau tebu. efek impor
menyebabkan petani merasa ditindas di negeri sendiri yang dibanjiri produk
impor. Pemerintah melalui BULOG dapat
bekerjasama dengan petani, khususnya membeli kedelai langsung ke para petani
agar dapat mengontrol persediaan dan harga kedelai . Bagaimanapun jika petani
menjual hasil kedelainya ke para tengkulak maka harga pasti akan sulit
dikendalikan
Pemerintah juga harus menyediakan lahan untuk bertani , bagaimanapun lahan
yang semakin sempit dapat menyebabkan hasil pertanian menjadi sedikit. Hal ini
telah disadari pemerintah. Melalui Hatta Rajasa, di Kantor Presiden, Jakarta,
Selasa, 100 ribu hektar tersebut diperkirakan dapat menutupi kekurangan pasokan
kedelai sebesar 500 - 600 ribu ton.Rencananya, 60 ribu hektar akan ditanam di
Aceh, dua ribu hektar di Nusa Tenggara Barat, dan sisanya di berbagai daerah.
Produktifitas tanaman kedelai diperkirakan 2 ton per hektar dan tiga kali panen.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah pangan di
Indonesia terutama kedelai tak akan selesai jika tidak adanya kebijakan yang
tepat antara petani dan pemerintah. Disini pemerintah yang menyediakan
fasilitas seperti lahan, pupuk, anti-hama, penyuluhan pertanian dan pembelian
hasil pertanian ke petani. Petani bertugas menjalankan pertanian saja. Dengan
adanya simbiosis mutualisme ini
diharapkan terjadinya kemandirian pangan nasional khususnya kedelai. Sehingga
kita tak perlu tergantung impor dari negara lain dan tidak mudah terguncang
oleh harga kedelai dari pasar internasional.
Saran
Pemerintah sebagai
pemegang kebijakan diharapkan dapat mengambil solusi dari masalah kedelai ini.
Dalam penulisan ini penulis hanya memberikan pemaparan masalah dan solusinya
yang diharapkan dapa pemerintah dan petani jalankan agar terciptanya
kemandirian pangan khususnya komoditi kedelai ini.
REFERENSI
http://bisnis.liputan6.com/read/688962/harga-kedelai-mahal-gara-gara-rupiah-begini-faktanya
http://bisnis.liputan6.com/read/688962/harga-kedelai-mahal-gara-gara-rupiah-begini-faktanya
http://regional.kompas.com/read/2012/08/13/10071160/Ini.Perbedaan.Kedelai.Lokal.dengan.Impor.
http://finance.detik.com/read/2013/08/30/134410/2345206/4/6/ri-impor-kedelai-untuk-tahu-tempe-ini-negara-asalnya
http://finance.detik.com/read/2013/08/30/134410/2345206/4/6/ri-impor-kedelai-untuk-tahu-tempe-ini-negara-asalnya